Rabu, 16 Juni 2010

Cerita rakyat beserta unsur intristik

Nama : Riri Iriani
Kelas: X
MALIN KUNDANG'
Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".
Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat












Unsur-unsur intristik :
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
Tema dari cerita Malin Kundang adalah kedurhakaan seorang anak kepada ibunya
2) Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
Amanat dari cerita Malin kundang adalah janganlah menjadi seorang anak yang durhaka kepada ibu kandung kita , karena Tuhan Yang Maha Esa sangat membenci itu dan kemudian hidupnya akan sengsara dan merana. Jadi, jangan durhaka kepada orang tua jikalau kita ingin hidup senang
3) Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
2. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis).
2. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
3. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu:
1. Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
2. Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
1. Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
2. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3. Melalui penggambaran fisik tokoh.
4. Melalui pikiran-pikirannya
5. Melalui penerangan langsung
Tokoh yang terdapat dari cerita Malin Kundang adalah
1. Ibu Malin Kundang: seorang ibu yang penyabar
2. Malin Kundang : termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal , durhaka kepada ibunya .
3. Istri Malin Kundang: seorang wanita yang sangat kaya raya ..

4) Alur (Plot)
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
1. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
2. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
3. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Adapun struktur alur adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan 3) gawatan (rising action).
2. Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6) klimaks.
3. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
1. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal.
2. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca.
3. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi.
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis.
Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.
Alur cerita Malin kundang adalah alur maju
5. Latar (setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Latar tempat penduduknya adalah cerita Malin Kundang adalah di daerah pantai yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan .
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Latar waktu yang terjadi pada cerita Malin Kundang adalah saat disiang hari ketika si istri sedang merasa haus .
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
Latar sosialnya di cerita Malin Kundang adalah saat si ibu besrta penduduk lainnya sedang menunggu kedatang Malin ke dermaga .
6. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Dalam cerita Malin Kundang tersebut , yang menjadi sudut pandang orang pertama adalah si Malin Kundang
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
1. ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
2. ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya:
1. ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.
2. ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja).
3. Dalam cerita Malin Kundang tersebut , yang menjadi sudut pandang orang ketiga adalah Istri Malin Kundang
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
Gaya bahasa majas yaitu berupa majas
Gaya bahasa pertentangan
PARADOKS: Majas ini mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh: dia pandai , tetapi dia suka melawan orang tuanya


Gaya bahasa sindiran
SINISME: Gaya bahasa yang senada dengan ironi, hanya dalam gaya bahasa ini tingkat kekasarannya lebih tinggi.
Contoh: rasanya , saya tidak pernah mempunyai ibu sekotor dan sidekil ini
Gaya bahasa penegasan
KLIMAKS: Gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang semakin meninggi atau memuncak.
Contoh: Tidak mungkin aku mempunyai ibu sepertimu, sudah dekil, kotor , ibuku sudah lama tiada . Kau bukan ibuku ..

kumpulan soal tes olimpiade

TES OLIMPIADE BIOLOGI KELAS 7
TINGKAT SMPN BANDAR LAMPUNG


Jawablah dengan singkat dan benar !

1. Apa nama Enzim yang terdapat di dalam rongga mulut ?
2. Mengapa tumbuhan hidrofit umumnya berdaun lebar ?
3. Apa fungsi usus besar ?
4. Apa yang dilakukan tumbuhan ilalang, kunyit dan kencur untuk beradaptasi pada musim kemarau ?
5. Apa yang dimaksud dengan komunitas ?
6. Tuliskan reaksi fotosintesis !
7. Berikan contoh satu tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan tiga cara yakni
biji, stek, dan menempel !
8. Mengapa lemak diperlukan oleh tubuh ?
9. Apa nama pestisida yang digunakan untuk memberantas jamur ?
10. Berikan dua contoh hewan berkulit duri ( Echinodermata) !


TES OLIMPIADE BIOLOGI KELAS 7
TINGKAT SMPN BANDAR LAMPUNG


Jawablah dengan singkat dan benar !

1. Apa nama Enzim yang terdapat di dalam rongga mulut ?
2. Mengapa tumbuhan hidrofit umumnya berdaun lebar ?
3. Apa fungsi usus besar ?
4. Apa yang dilakukan tumbuhan ilalang, kunyit dan kencur untuk beradaptasi pada musim kemarau ?
5. Apa yang dimaksud dengan komunitas ?
6. Tuliskan reaksi fotosintesis !
7. Berikan contoh satu tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan tiga cara yakni
biji, stek, dan menempel !
8. Mengapa lemak diperlukan oleh tubuh ?
9. Apa nama pestisida yang digunakan untuk memberantas jamur ?
10. Berikan dua contoh hewan berkulit duri ( Echinodermata) !



TES OLIMPIADE BIOLOGI KELAS 7
TINGKAT SMPN BANDAR LAMPUNG


Jawablah dengan singkat dan benar !

1. Apa nama Enzim yang terdapat di dalam rongga mulut ?
2. Mengapa tumbuhan hidrofit umumnya berdaun lebar ?
3. Apa fungsi usus besar ?
4. Apa yang dilakukan tumbuhan ilalang, kunyit dan kencur untuk beradaptasi pada musim kemarau ?
5. Apa yang dimaksud dengan komunitas ?
6. Tuliskan reaksi fotosintesis !
7. Berikan contoh satu tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan tiga cara yakni
biji, stek, dan menempel !
8. Mengapa lemak diperlukan oleh tubuh ?
9. Apa nama pestisida yang digunakan untuk memberantas jamur ?
10. Berikan dua contoh hewan berkulit duri ( Echinodermata) !









Kunci Jawaban :
1. Amilase/ptyalin
2. Untuk mempercepat proses penguapan.
3. Mengatur kadar air dan sisa makanan.
4. Mematikan tubuhnya.
5. Kumpulan macam-macam populasi yang menempati suatu daerah tertentu.
6. 6CO + 6H O → C H O + O + energi
7. Singkong, Randu
8. Untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat.
9. fungisida.
10. Bintang laut, bintang ular, landak lalut, lilia laut, teripang.



Kunci Jawaban :
11. Amilase/ptyalin
12. Untuk mempercepat proses penguapan.
13. Mengatur kadar air dan sisa makanan.
14. Mematikan tubuhnya.
15. Kumpulan macam-macam populasi yang menempati suatu daerah tertentu.
16. 6CO + 6H O → C H O + O + energi
17. Singkong, Randu
18. Untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat.
19. fungisida.
20. Bintang laut, bintang ular, landak lalut, lilia laut, teripang.



Kunci Jawaban :
21. Amilase/ptyalin
22. Untuk mempercepat proses penguapan.
23. Mengatur kadar air dan sisa makanan.
24. Mematikan tubuhnya.
25. Kumpulan macam-macam populasi yang menempati suatu daerah tertentu.
26. 6CO + 6H O → C H O + O + energi
27. Singkong, Randu
28. Untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat.
29. fungisida.
30. Bintang laut, bintang ular, landak lalut, lilia laut, teripang.



Kunci Jawaban :
31. Amilase/ptyalin
32. Untuk mempercepat proses penguapan.
33. Mengatur kadar air dan sisa makanan.
34. Mematikan tubuhnya.
35. Kumpulan macam-macam populasi yang menempati suatu daerah tertentu.
36. 6CO + 6H O → C H O + 6O + energi
37. Singkong, Randu
38. Untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat.
39. fungisida.
40. Bintang laut, bintang ular, landak lalut, lilia laut, teripang.





TES OLIMPIADE BIOLOGI
TINGKAT SMPN BANDAR LAMPUNG
Waktu : 60 menit

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Organel sekresi adalah …..
a. badan golgi c. ribosom
b. lisosom d. retikulum endoplasma
2. Vokuola berdenyut berfungsi untuk ..........
a. memompa oksigen b. memompa darah
b. memompa air d. memompa makanan
3. Bagian sel yang berfungsi mengatur seluruh kegistan sel adalah .............
a. membran sel c. nukleus
b. sitoplasma d. membran nukleus
4. Organisme prokariot adalah organisme yang ...........
a. tidak mempunyai flagela c. tidak mempunyai membran inti
b. tidak mempunyai inti d. tidak mempunyai membran sel
5. Proses aliran energi di dalam ekosistem berlangsung melalui .....
a. matahari-autotrof-heterotrof c. matahari-produser-dekomposer
b. matahari-heterotrof-autotrof d. matahari-konsumer-produser-dekomposer
6. Organisme autotrof di ekosistem perairan adalah .........
a. kerang c. alga
b. udang d. serangga air
7. Organisme yang memiliki jumlah terbanyak di dalam ekosistem alam adalah ......
a. produser c. konsumer II
b. konsumer I d. konsumer III
8. tumbuhan kamboja mengeluarkan zat alelopati yang menghambat pertumbuhan rumput.
Penanaman kamboja tersebut tergolong pemanfaatan hubungan ......
a. simbiosis mutualisme c. simbiosis parasitisme
b. simbiosis komensalisme d. antibiosis
9. Pemberantasan hama dan penyakit secara biologis menguntungkan lingkungan karena ......
a. tidak mencemari lingkungan c. tidak menimbulkan kompetisi
b. menimbulkan kekebalan d. menimbulkan keanekaragaman baru
10. Contoh simbiosis mutualisme adalah .......
a. pohon mangga dan anggrek c. cacing pita dan manusia
b. nitrobacter dan tumbuhan d. ikan hiu dengan ikan remora
11. Contoh organisme ektoparasit adalah........
a. cacing pita c. bakteri pengurai
b. kutu kepala d. HIV
12. Penyakit kekurangan protein disebut.......
a. marasmus c. pelagra
b. kwasiorkor d. skorbut
13. proses pengeluaran feses dari saluran pencernaan ke luar tubuh disebut ……..
a. sekkresi c. depresi
b. defekasi d. ekskresi
14. kapasitas normal lambung adalah ......
a. 800 ml – 1000 ml c. 1200 – 1600 ml
b. 1000ml – 1200 ml d. 1800 – 2000 ml
15. Enzim yang dihasilkan dari getah lambung dan berfungsi memecah protein adalah ….
a. pepsin c. lipase
b. renin d. Amilase














16. Bagian akhir dari usus halus yang merupakan tempat berakhirnya proses pencernaan
makanan adalah …….
a. duodenum c. ileum
b. jejenum d. apendiks

17. Pernapasan yang menggunakan gerakan otot-otot antar tulang rusuk disebut pernapasan …..
a. hidung c. dada
b. mulut d. perut

18. Pertukaran oksigen dari udara luar dengan dengan karbondioksida dari darah terjadi di
dalam .....
a. bronkus c. pleura
b. bronkiolus d. alveolus
19. Kapasitas vital paru-paru ………
a. 1 liter c. 3 liter
b. 2 liter d. 4 liter

20. Pembuluh darah yang mengalir meninggalkan jantung adalah ……
a. nadi c. kapiler
b. balik d. halus
21. Proses penggumpalan darah disebut ……..
a. antibodi c. aglutinogen
b. antigen d. aglutinasi
22. Umur sel darah putih sekitar sekitar ............
a. 2 jam c. 2 minggu
b. 2 hari d. 20 hari
23. Golongan darah yang bersifat resepien universal adalah ……
a. A c. AB
b. B d. O
24. Penyakit yang disebabkan karena pelebaran pembuluh balik di kaki ….
a. anemia c. wasir
b. varises d. hipertensi
25. Alat pengukur tekanan darah adalah ......
a. barometer c. tensimeter
b. termometer d. stetoskop











1 A 11 B 21 D
2 B 12 B 22 C
3 C 13 B 23 C
4 C 14 C 24 B
5 A 15 A 25 C
6 C 16 C 26
7 A 17 C 27
8 D 18 D 28
9 A 19 D 29
10 B 20 A 30

KETIKA SEL HIDUP MENJADI OBAT

KETIKA SEL HIDUP MENJADI OBAT

SIMPOSIA - Edisi Agustus 2006 (Vol.6 No.1)
Produk biosimilar yang merupakan generic pharmaceutical di satu sisi menguntungkan karena harga yang lebih terjangkau, namun di sisi lain perlu diperhatikan aspek kualitas yang berpengaruh terhadap efikasi dan keamanannya.

Produk biopharmaceutical merupakan salah satu obat yang dibutuhkan dalam dunia kesehatan. Kebanyakan jenis produk ini diindikasikan untuk pengobatan atau pencegahan kondisi klinik yang serius. Oleh karenanya, pasien dengan kondisi klinik tertentu sangat membutuhkan obat-obatan ini yang umumnya memiliki harga yang sangat mahal.

Ditilik dari proses pembuatannya, produk biopharmaceutical memiliki tahapan proses dan sumber bahan baku yang tidak sama dengan obat-obatan lain. Produk biologi ini memerlukan peran makhluk hidup lain hingga sampai ke produk jadi. Biopharmaceutical ini dibuat dengan cara ‘memanen’ (harvesting) produk protein tertentu yang dihasilkan oleh sekumpulan sel hidup yang berupa bakteri atau sel eukariotik. Ke dalam susunan DNA sel hidup tersebut disisipkan DNA yang akan mengkode sintesis protein tertentu. “Biopharmaceutical didefinisikan sebagai produk farmasi yang mengandung glikoprotein dan/atau asam nukleat,” kata Prof. DR. Dr. Rianto Setiabudy, SpFK dalam acara The 6th Annual Scientific Meeting on Pharmacology and Therapy, di Jakarta 21 Juli lalu.

Saat ini, masa paten dari beberapa produk biopharmaceutical telah habis, dan dengan demikian akan bermunculan produk identik yang merupakan generic produk atau follow-on biologics, atau lazim disebut biosimilar. Dengan dibolehkannya perusahaan lain membuat copy biopharmaceutical akan membuat harga produk biologi ini menjadi lebih terjangkau khususnya bagi pasien yang memiliki daya beli terbatas. Tapi, di sisi lain, perlu diperhatikan aspek kualitas yang berpengaruh terhadap efikasi dan aspek keamanannya.

Untuk memastikan kualitas produk biologi, sangat berbeda dengan produk generic obat biasa yang memiliki berat molekul rendah. Sebagai gambaran, berat molekul obat generic paracetamol adalah 151 gram/mol. Sedangkan salah satu produk biologi yaitu epoetin alfa, yang digunakan untuk memproduksi sel darah merah pada pasien gagal ginjal, memiliki berat molekul 30.000 gram/mol. Pada obat generic biasa yang memiliki berat molekul rendah tersebut, uji kualitas dapat diperoleh dengan hasil akurat dengan melakukan studi bioavailabilitas/bioekivalensi (studi BA/BE). Produk obat biasa disintesis dengan menggunakan sejumlah reagen dalam sebuah rangkaian reaksi kimia organic. Untuk obat seperti parasetamol, tidak sulit bagi produsennya untuk secara konsisten membuat produk dengan kemurnian di atas 98 persen.

Produk biologi strukturnya tidak sestabil obat generic biasa dan memerlukan penanganan yang lebih cermat dari produk farmasi lain karena proses pembuatan yang tidak ‘biasa’ tersebut.

Rianto mengatakan, untuk membuat produk biologi, pertama harus menentukan dulu host cell yang tepat, lalu membuat cell bank, untuk kemudian menghasilkan protein yang diperlukan. Setelah itu, protein tersebut akan melewati proses purifikasi, analisa, dan formulasi. Storage dan handling merupakan proses akhir yang perlu dilakukan dengan cermat.

Beberapa potensi permasalahan terkait dengan sifat produk biologi dan proses pembuatannya. Protein yang dipanen dari sel hidup, tidak terdapat dalam bentuk murni, tapi terkontaminasi dengan berbagai protein dan produk-produk lain dari sel misalnya asam lemak, gula, trigliserid, asam amino, serum, dan hormone. Untuk memperoleh produk yang kualitasnya baik, protein yang diinginkan harus dibersihkan dari berbagai kontaminannya. Metode yang berbeda-beda dalam rangkaian proses pembuatan dan pemurnian yang kompeks mempengaruhi keamanan dan efektivitas produk protein yang dihasilkan.

Selain itu, produk biologi dibentuk dari asam amino dan berbagai molekul gula yang membentuk struktur 3 dimensi yang berasal dari struktur sekunder dan tersier. Struktur 3 dimensi ini distabilkan oleh ikatan-ikatan kimia yang lemah dan mudah rusak bila ditangani secara tidak hati-hati atau disimpan dalam suhu yang tidak sesuai. Kerusakan ini terjadi karena denaturasi protein dan pembentukan agregat.

Proses pembuatan protein yang berbeda-beda, dapat mengakibatkan terjadinya proses glikosilasi yang tidak selalu terjadi pada posisi yang sama dan mengakibatkan tebentuknya isoform. Aktivitas biologic dari sebuah protein tergantung interaksi protein tesebut dengan reseptornya. Beberapa factor yang mempengaruhi misalnya presisi struktur 3 dimensi, derajat dan lokasi glikosilasi, serta agregasinya.

Bangkitkan Faktor Imun
Masalah lain yang membedakan penggunaan biopharmaceutical dengan obat biasa adalah kemampuannya membangkitkan factor imun. Meski kebanyakan produk biopharmaceutical, pembentukan antibody tidak menimbulkan konsekuensi klinik, namun terkadang dapat timbul alergi, reaksi anafilaksis, serum sickness, dan netralisasi protein endogen. “Timbulnya imunogenisitas ini umumnya sangat bervariasi dan tidak dapat diramalkan,” ujar Rianto.

Rianto memaparkan timbulnya factor imugenisitas berasal dari factor manusia dan produk. Faktor dari manusia yang diduga berperan dalam mempengaruhi imugenisitas adalah cara pemberian obat, yang saat ini pemberian intravena dianggap paling aman dan subkutan adalah yang paling bahaya. Faktor lain adalah dosis dan lama pemberian, adanya penekanan terhadap respon imun, dan defisiensi congenital protein endogen.

Sedangkan factor produk yang berperan dalam mempengaruhi timbulnya imunogenisitas adalah variasi sekuens primer produk protein, tidak terjadinya glikosilasi pada produk protein yang dihasilkan, hiperglikosilasi produk yang dihasilkan sel eukariotik, kontaminan, formulasi, serta penanganan dan penyimpanan produk.

Evaluasi sebelum Edar
Dra. Lucky S. Slamet, Apt dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) selaku pihak yang berwenang untuk menentukan beredar atau tidaknya sebuah produk farmasi di Indonesia, mengatakan bahwa saat ini pendaftaran produk biologi ke Indonesia meningkat dalam bentuk parallel submission bersamaan dengan pendaftaran ke negara-negara maju. Produk-produk biologi tersebut adalah vaksin dan produk rekombinan seperti cytokines, growth factor, clotting factor, growth hormones, enzymes, monoclonal antibodies dan oligonucleotides.

Untuk produk yang didaftarkan ke Indonesia, harus dilakukan evaluasi terhadap dokumen ilmiah obat untuk menjamin keamanan, efikasi, dan kualitas produk tersebut sebelum dipasarkan. Salah satu isu strategis adalah meski berasal dari Eropa, maka pihak Uni Eropa tidak dapat memberikan persetujuan pemasaran walaupun diproduksi oleh produsen yang berlokasi di wilayah tersebut, jika produk tidak dipasarkan di sana. Hingga, Negara tujuan pemasaran termasuk Indonesia harus melakukan evaluasi sendiri terhadap produk tersebut.

Standar evaluasi produk biologi, kata Lucky, baik terhadap data klinis maupun data mutu, mengacu pada standar WHO dan pedoman internasional lainnya. Saat ini, lanjut Lucky, telah ada harmonisasi evaluasi obat di Negara-negara ASEAN, dan Indonesia turut aktif dalam pembentukan framework tersebut. Indonesia secara aktif juga ikut berpartisipasi dalam penyusunan pedoman standar produk biologi yang dilakukan WHO.

“Secara umum, prosedur evaluasi produk biologi mengikuti prosedur evaluasi produk obat dengan kandungan bahan kimia yang meliputi evaluasi terhadap data non klinik dan uji pada hewan, data klinik, dan data mutu,” ujar Lucky.

Namun ada hal-hal khusus yang dibutuhkan dalam evaluasi produk biologi, antara lain apakah data uji pada hewan dapat diperoleh apabila tidak ada animal model yang tepat, dan bagaimana diperoleh data non-klinik yang akurat. Selain itu, harus diperhatikan metodologi dan parameter endpoint untuk uji klinik yang bermakna, serta evaluasi kualitas sebuah produk biologi tidak hanya dilakukan pada produk akhir tapi harus ada data jaminan kualitas yang menyeluruh mulai dari bahan awal.

Lucky mengatakan, untuk produk biosimilar yang telah mendapatkan ijin edar, akan dilakukan post marketing surveillance, yaitu kegiatan pengawasan terhadap produk sesudah mendapat ijin edar. “Pengawasan ini sudah dilakukan terhadap mutu secara mandatory, tapi untuk safety masih bersifat voluntary,” ujar Lucky. Unsur safety itu menurut Lucky jika terjadi efek samping pada pengguna, diharapkan dokter atau pharmacist memberitahukan kepada BPOM. Ke depannya, menurut Lucky, hal yang bersifat voluntary itu akan diperketat, terutama untuk produk yang memiliki risiko tinggi antara lain untuk produk biosimilar.

AUTIS

Saya Melakukannya Dengan Cara Saya Sendiri melawan Autism.
Dan saya akan memberitahukannya kepada anda.
Satu persatu.
Kasus per kasus.
Berikut salah satu contoh kejadian nyata :
Haruskah saya merasa senang atau merasa ngeri menyaksikan putera saya yang saat itu baru berusia 2 tahun, ya, DUA TAHUN mampu mendorong mobil Chevy pick up sejauh beberapa meter ? Sedangkan berat mobil itu sendiri sekitar 1.500 kg. Ditambah muatan sekitar 300-350 kg didalam baknya.
Saya sedang menceritakan putera saya, bukan Clark Kent alias Superman.
Bagaimana caranya mengontrol energi anak Autis yang seolah tak terbatas itu ?
• Siapa bilang bahwa itu adalah energi milik mereka sendiri ?
• Anak kecil berumur dibawah 10 tahun memiliki energi sebesar itu ?
Bagaimana jawaban anda atas pertanyaan berikut :
“SIAPA yang menguasai dan mengontrol kesadaran anak-anak itu?”
Bagaimana caranya menghentikan tantrum ?
Pastikan putera/i anda tidak melakukannya :
1. Membentur-benturkan dahi atau sisi kepala ke tembok.
2. Memukuli dadanya sendiri dengan sekeras-kerasnya.
Itulah definisi saya tentang “tantrum”.
Saya pernah menyaksikan kejadian nomor 2 secara langsung. Seorang anak laki memukuli dadanya sendiri sedemikian keras sehingga suaranya persis yang ditimbulkan oleh karung pasir yang dipukul sekuat tenaga oleh seorang petinju.
Lebih mengejutkan lagi keterangan dari sang ayah. Anak laki itu bisa melakukannya sepanjang hari tanpa bisa dicegah. Yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa tidak ada luka ataupun memar yang diakibatkan oleh kejadian itu. Bagaimana logikanya ?
Maaf, boleh saya jelaskan sekali lagi bahwa saya melihat kasus Autis dari sudut pandang saya. Dari ketinggian yang bisa saya capai. Boleh kan ?
Abnormal ?
Menggelikan ?
Menganggap enteng permasalahan ?
Para pembaca yang budiman, silahkan anda yang menilai.
Tentu ada baiknya kalau kita diskusikan lebih lanjut penilaian anda itu.

Seputar Autisme
I. PENGERTIAN
Istilah Autisme berasal dari kata "Autos" yang berarti diri sendiri "Isme"yang berarti suatu
aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri.
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi,
interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3
tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.
Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan 20%
dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu (savant)
Anak penyandang autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang :
1. Komunikasi
2. Interaksi sosial
3. Gangguan sensoris
4. Pola bermain
5. Perilaku
6. Emosi
Apa Penyebab Autistik?
Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada
terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip
dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau
dalam satu keluarga besar mengalami gangguan yang sama.
Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang
buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat
pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu
terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi.
II. KARAKTERISTIK
Anak autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang:
1. Komunikasi:
- Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada.
- Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara tapi kemudian sirna,
- Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya.
- Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang
lain
- Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
- Senang meniru atau membeo (echolalia)
- Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti
artinya
- Sebagian dari anak ini tidak berbicara ( non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal)
sampai usia dewasa
- Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya
bila ingin meminta sesuatu
2. Interaksi sosial:
- Penyandang autistik lebih suka menyendiri
- Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
- Tidak tertarik untuk bermain bersama teman
- Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh
- Ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak - gerik sangat kaku, tidak ada timbal balik sosial
atau emosional, tidak memiliki ekspresi emosional terlihat bagaimana ekspresi wajahnya
biasa saja ketika bertemu ibunya ataupun ketika digendong oleh bapaknya
3. Gangguan sensoris:
- sangat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk
- bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
- senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda
- tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut
4. Pola bermain:
- Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya,
- Tidak suka bermain dengan anak sebayanya,
- tidak kreatif, tidak imajinatif
- tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya di putar-putar
- senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda,
- dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa
kemana-mana
5. Perilaku:
- Dapat berperilaku hiperaktif ataupun hipoaktif
- Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan
seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata ke
pesawat TV, lari/berjalan bolak balik, melakukan gerakan yang diulang-ulang
- tidak suka pada perubahan
- Dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong
- Minat dan aktivitas yang terbatas
6. Emosi:
- sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan
- temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan
keinginannya
- kadang suka menyerang dan merusak, terutama ketika merasa terancam
- Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri
- Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain
III.THERAPI
Penderita Autisme biasanya dirawat dan disekolahkan dalam sekolah khusus anak autisme.
Meskipun anak autis tidak bisa disembuhkan secara sempurna, namun anak tersebut dapat
dilatih agar mampu hidup mandiri. Pendidikan yang diberikan pada sekolah khusus tersebut
umumnya menekankan pada pemberian stimulasi melalui terapi – terapi (psikoterapi) sehingga
anak dapat mengadakan kontak sosial dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang
abnormal. misalnya dengan teori penguatan perilaku yaitu memberikan sesuatu yang disukai
anak (buku puzzle) dengan syarat dia mau bergabung kembali dengan kelasnya, ataupun Guru
jika di sekolah yang mengingatkan anak untuk menatap matanya.
Keluarga juga sangat berperan dalam melakukan terapi perilaku. Kesabaran dan ketekunan
orang tua untuk berusaha menerima dan memberi stimulasi dengan kata – kata, ataupun dengan
memberikan kasih sayang seperti selalu memeluk anak sampai tertidur.
Umumnya terapi – terapi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala-nya,
beberapa jenis terapi yang biasa diberikan pada penderita autisme yaitu:
-Terapi Edukasi,
Dengan memberinya pendidikan kognitif secara sederhana dan praktis seperti membaca,
menulis atau mengenalkan benda tertentu, anak diberi kumpulan kartu yang berisi gambar dan
nama – nama orang disekitarnya, serta hal – hal yang perlu diperhatikan, misalnya gambar oven
dengan tulisan hati – hati ini panas atau jangan bicara dengan orang asing.
- Terapi Okupasi
yaitu dengan melatih gerakan motorik otot - ototnya, misalnya dengan melepas baju, atau
menaruh tas. misal melatih anak membuat minuman sendiri, yaitu membuka bungkus minuman,
lalu mengaduknya, walaupun anak belum bisa mengambil sendiri jenis minuman tersebut.
-Terapi Bicara,
yaitu pemberian stimulus tertentu yang mendorong anak untuk berbicara. Contohnya tiap kali
pulang dan masuk rumah selalu berkata “Mami, saya sudah pulang”, tidak peduli ada atau tidak
ibunya di tempat itu.
-Terapi obat-obatan,
yaitu dengan memberikan obat yang menurunkan hiperaktifitas, sterotipik, menarik diri,
kegelisahan, dan afek yang labil. Contohnya obat penenang (sesuai dosis)
-Terapi Makanan,
yaitu dengan memberikan gizi yang cukup pada makanan-nya agar perkembangan sel tubuh
tidak terganggu.
Autisme memang tidak dapat disembuhkan secara total, namun demikian diharapkan semakin
dini dalam penanganan penderita autisme semakin besar kesempatannya untuk dapat
berperilaku normal, mandiri dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya.
Sumber: Rangkuman dari berbagai sumber

Rabu, 14 April 2010

KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN

KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN

Pendahuluan

D
i dalam proses pembelajaran terdapat berbagai jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran tersebut dapat diklasifikasi dengan menggunakan berbagai dasar (titik tolak) klasifikasi. Bagi seorang guru pemahaman tentang berbagai dasar klasifikasi tersebut disamping bermanfaat sebagai kerangka acuan untuk memahami dengan lebih baik setiap strategi pembelajaran, juga pada gilirannya akan sangat bermanfaat didalam memilih serta menggunakan setiap jenis trategi pembelajarann tersebut secara lebih efektif didalam penciptaan sistem lingkungan belajar-mengajar.

Klasifikasi Strategi Pembelajaran Secara Sederhana
Pengantar

D
alam pembahasan Sub Unit ini, Anda dapat mempelajari klasifikasi strategi pembelajaran secara sederhana yaitu klasifikasi berdasarkan pengaturan guru, pengaturan siswa, hubungan guru-siswa, peranan guru dalam mengolah pesan, proses pengolahan pesan, dan struktur peristiwa pembelajaran. Setiap strategi akan dibahas pengertiannya dan contoh kemungkinan strategi yang ada didalamnya. Selain itu ada latihan-latihan yang harus Anda kerjakan untuk lebih menguasai metode pembelajaran tersebut, dan juga disediakan rangkuman untuk membantu Anda menyimpulkan esensi uraian yang ada. Akhirnya Anda harus mengerjakan tes formatif untuk mengukur sampai seberapa jauh Anda telah menguasai kompetensi. Hasil pengerjaan tes formatif itu Anda cocokkan dengan kunci jawaban yang disediakan. Jika Anda telah menguasai 80% kompetensi, maka Anda dapat lanjut ke Sub Unit berikutnya. Jika belum menguasai 80% kompetensi Anda harus mempelajari kembali Sub Unit ini. Disediakan pula daftar pustaka agar Anda dapat memanfaatkannya lebih lanjut. Uraian Didalam meninjau klasifikasi strategi pembelajaran secara sederhana, terdapat berbagai dasar klasifikasi yang dapat digunakan. Tahukah Anda, apa yang dimaksud dengan dasar klasifikasi? Dasar klasifikasi adalah kriteria atau titik tolak yang digunakan untuk mengelompokkan sesuatu. Katakanlah misalnya klasifikasi tentang manusia. Manusia dapat diklasifikasi dengan menggunakan beberapa dasar klasifikasi, misalnya dari segi jenis kelaminnya manusia dibedakan atas laki-laki dan perempuan, dari segi warna kulitnya manusia dapat diklasifikasi atas kulit kuning, kulit putih, kulit hitam dan kulit sawomatang, dari segi rasnya, manusia diklasifikasi atas ras mongoloid, ras kaukasoid dan ras negroid, dsb. Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran, kita dapat mengklasifikasinya dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Strategi Pembelajaran 3-3
Dasar-dasar klasifikasi tersebut, menurut T.Raka Joni (1984) dapat ditinjau dari segi (1) pengaturan guru dan siswa, (2) pengolahan pesan, (3) struktur peristiwa belajar-mengajar, dan (4) tujuan belajar. Dari segi pengaturan guru dan siswa, klasifikasi dapat didasarkan atas (a) pengaturan guru, (b) hubungan guru-siswa, dan (c) pengaturan siswa. Dari segi pengaturan guru, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran dengan/oleh seorang guru, dan (ii) strategi pembelajaran dengan/oleh team teaching. Dari segi hubungan guru-siswa, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran tatap muka yaitu pembelajaran dimana guru dan siswa berada dalam satu ruangan/kelas dengan komunikasi/interaksi pembelajaran yang berlangsung secara face-to-face communication. dan (ii) strategi pembelajaran jarak jauh yaitu pembelajaran dimana guru dan siswa tidak berada dalam satu ruangan/kelas sehingga komunikasi/interaksi pembelajaran berlangsung melalui penggunaan media/teklnologi pembelajaran sebagai perantara. Kegiatan mengajar yang Anda lakukan di sekolah/kelas Anda selama ini adalah contoh dari pembelajaran tatap muka, sementara kegiatan-kegiatan perkuliahan yang Anda ikuti dalam rangka program pendidikan jarak jauh ini adalah contoh pembelajaran jarak jauh. Selanjutnya dari segi pengaturan siswa, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran individual, yaitu pembelajaran yang diorganisir secara individual dengan orientasi pemberian kesempatan kepada setiap siswa secara individual untuk belajar sesuai dengan kemampuan sendiri dengan tujuan untuk mengembangkan potensi/kemampuan setiap individu secara optimal, (ii) strategi pembelajaran kelompok kecil yaitu pembelajaran dimana siswa-siwa diorganisir dalam kelompok-kelompok kecil, besarnya 4 – 7 orang untuk mendiskusikan dan/atau mengerjakan topik/tugas-tugas yang diperhadapkan kepada mereka, dan (iii) strategi pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran dimana sejumlah siswa (besarnya sekitar 35-45 orang) yang diasumsikan memiliki usia dan kemampuan yang relatif sama dikumpulkan dalam satu kelas, kemudian diajar oleh seorang guru dengan menggunakan format pembelajaran yang sama untuk seluruh murid dalam kelas. Dari segi pengolahan pesan, klasifikasi dapat didasarkan atas (a) peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, dan (b) proses pengolahan pesan.
Dari segi peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi ekspositorik dan (ii) strategi heuristik. Strategi ekspositorik merupakan strategi pembelajaran yang lebih berorientasi pada guru dalam arti semua pesan pembelajaran (yang diharapkan untuk dikuasai oleh murid) telah diolah dalam bentuk barang jadi oleh guru untuk selanjutnya disampaikan kepada murid. Guru aktif memberi penjelasan aatau informasi secara terperinci Unit 3 3 - 4
tentang bahan pengajaran dengan tujuan utama memindahkan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peran guru dalam strategi pembelajaran ekspositorik ini adalah : penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang benar, penyedia fasilitas, pembimbing siswa dalam memperoleh informasi/pesan, dan penilai pemerolehan informasi, sementara siswa lebih berperan sebagaipencari/penerima informasi/pesan belajar, pemakai media/sumber velajar, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diperhadapkan kepadanya. Dalam pada itu, strategi heuristik merupakan strategi pembelajaran yang menghendaki siswa untuk terlibat aktif dalam proses pengolahan pesan-pesan belajar (tujuan pembelajaran). Strategi ini lebih berpusat pada siswa (student-centre) dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, berpikir kritis dan memecahkan masalah dari para siswa. Dalam strategi heuristik, peranan guru adalah : menciptakan suasana berpikir sehingga murid berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan penelitian, sebagai rekan diskusi siswa dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah, dan sebagai pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah, sementara peranan siswa adalah mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian, penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan masalah, serta penemu pemecahan masalah. Dari segi proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi deduktif, dan strategi induktif. Strategi deduktif adalah strategi pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khgusus. Pada garis besarnya, strategi pembelajaran deduktif meliputi langkah-langkah (a) guru mengemukakan generalisasi, (b) penjelasan konsep-konsep, dan (c) pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Dalam pada itu, strategi induktif adalah strategi pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal-hal yang bersifat khusus menuju ke hal-hal yang bersifat umum. Langkah-langkah pembelajaran strategi induktif, pada garis besarnya terdiri atas (a) pengajuan data/fakta atau peristiwa khusus, (b) penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, dan (c) penyusunan generalisasi berdasarkan konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang benar pada umumnya dirumuskan hipotesis, (d) terapan generalisasio pada data baru atau hipoptesis, dan (e) penarikan kesimpulan lanjut. Dari segi strutur peristiwa belajar-mengajar, strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi yang bersifat tertutup, dan (ii) strategi yang bersifat terbuka. Strategi Pembelajaran 3-5
Pada strategi pembelajaran tertutup, semua komponen pembelajaran seperti penentuan tujuan, materi/media/sumber-sumber belajar serta prosedur/langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh/dilaksanakan di kelas, semuanya telah dirancang/dilakukan secara ketat oleh guru tanpa melibatkan siswa.. Dalam pada itu, pada strategi pembelajaran terbuka siswa diberi peluang/kesempatan untuk memberikan urunan dalam merancang/menentukan komponen-komponen pembelajaran termasuk dalam menentukan prosedur/langkah-langkah pembelajaran sementara pembelajaran berlangsung. Dari segi tujuan belajar, Robert Gagne (1984) mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, Gagne memengemukakan adanya 5 jenis tujuan/hasil belajar, yaitu (a) verbal information (informasi verbal) yaitu kemampuan untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali secara verbal pengetahuan ataukah informasi yang telah dimilikinya dalam arti bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tertentu berkemampuan untuk menuangkan pengetahuan itu dalam bentuk bahasa (baik mlisan maupun tertulis yang memadai) sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain, (b) intelectual skills (kecakapan intelektual) menunjuk kepada kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya asendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar). Cakupan dari kecakapan intelektual ini meliputi kecakapan yang sangat sederhana sampai kepada kemampuan yang bersifat kompleks sesuai kapasitas intelektual yang dimilki seseorang. Kecakapan intelektual ini terdiri atas 4 sub kemampuan yang bersifat hierarkhi, yaitu: diskriminasi, konsep, kaidah, dan prinsip (c) cognitive strategies (strategi kognitif) menunjuk pada kemampuan mengatur cara/proses belajar dan mengelola/mengorganisir proses berpikir dalam arti yang seluas-luasnya. Seseorang yang memiliki strategi kognitif yang baik akan jauh lebih efisien dan efektif dalam mempergunakan semua konsep dan kaidah yang dimilikinya dibandingkan dengan seseorang yang tidak berkemampuan demikian . Strategi kognitif ini oleh Ruthkopf dinamakan “mathemagenic activities“, oleh Skinner dinamakan “self management behavior“, dan oleh penganut teori pemrosesan informasi dinamakan “executive control processes“, (d) motor skills (keterampilan motorik menunjuk kepada kemampuan untuk melakukan rangkaian gerak-gerik jasmani yang dikemudikan oleh sistem saraf disertai koordinasi yang memadai antara kerja otak dan proses psikologis yang mengatur gerak itu dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara berbagai anggota badan secara terpadu , dan (e) attitudes (sikap dan nilai) menunjuk kepada kemampuan internal Unit 3 3 - 6
yang sangat berperan dalam menentukan dan mengambil suatu tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak.. Masing-masing tujuan belajar tersebut mempersyaratkan strategi belajar tertentu (yang oleh Gagne disebut kondisi-kondisi belajar ekstern) tertentu untuk pencapaiannya. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan belajar keterampilan motorik misalnya harus digunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan substansi dari belajar keterampilan motorik tersebut. seperti latihan, sementara untuk tujuan belajar attitudes (sikap dan nilai) memerlukan strategi belajar pemodelan (modelling). Demikian juga dengan tujuan/hasil belajar yang lain. Dengan demikian ditinjau dari segi tujuan belajar, strategi pembelajaran dapat dibedakan atas strategi pembelajaran untuk pencapaian tujuan/hasil belajar (a) informasi verbal), (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitip, (d) keterampilan motorik, dan (e) sikap dan nilai. Sudahkah Anda membaca secara cermat dan teliti bahan pengajaran di atas. Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang bahan pengajaran tersebut, kerjakanlah latihan di bawah ini :
Latihan
1. Kemukakan klasifikasi strategi pembelajaran ditinjau dari segi pengaturan guru dan siswa disertai dengan penjelasan singkatnya masing-masing! 2. Bandingkan antara strategi pembelajaran deduktif dengan strategi pembelajaran induktif dilihat dari sisi : 2.1 Proses pengolahan pesan, 2.2 Langkah-langkah/tahap-tahap kegiatannya 3. Jika Anda sebagai guru ingin mengembangkan kemampuan murid-murid Anda untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis, strategi pembelajaran apakah yang seyogyanya Anda gunakan? Jelaskan jawaban Anda! (Untuk mampu menjawab pertanyaan di atas, Anda lebih dahulu perlu memahami setiap dasar klasifikasi strategi pembelajaran beserta deskripsi singkatnya masing-masing. Jika Anda menemui kesulitan untuk menjawab, telaalah sekali lagi bahan pengajaran yang relevan(terkait langsung) dengan pertanyaan tersebut. Refleksilah pengalaman-pengalaman Anda sebagai guru dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut!)
Klasifikasi Model Pembelajaran Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil
Pengantar

D
alam pembahasan Sub Unit ini, Anda dapat mempelajari klasifikasi strategi pembelajaran menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil yang meliputi empat rumpun model pembelajaran. Setiap model akan dibahas pengertiannya dan model-model yang ada dalam rumpun itu. Selain itu ada latihan-latihan yang harus Anda kerjakan untuk lebih menguasai metode pembelajaran tersebut, dan juga disediakan rangkuman untuk membantu Anda menyimpulkan esensi uraian yang ada. Akhirnya Anda harus mengerjakan tes formatif untuk mengukur sampai seberapa jauh Anda telah menguasai kompetensi. Hasil pengerjaan tes formatif itu Anda cocokkan dengan kunci jawaban yang disediakan. Jika Anda telah menguasai 80% kompetensi, maka Anda dapat lanjut ke Sub Unit berikutnya. Jika belum menguasai 80% kompetensi Anda harus mempelajari kembali Sub Unit ini. Disediakan pula daftar pustaka agar Anda dapat memanfaatkannya lebih lanjut. Uraian Istilah model pembelajaran yang diintrodusir oleh Joyce dan Weil adalah istilah lain yang memiliki kaitan makna/pengertian dengan strategi pembelajaran. Secara umum, istilah model diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi, replica pesawat terbang yang biasa dipajang di travel/biro-biro perjalanan adalah model dari pesawat terbang, dsb. Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dengan mengacu kepada pengertian khusus tersebut, model pembelajaran, menurut Joyce dan Weil (1986) adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran”.
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai model pembelajaran yang secara khusus telah dikembangkan dan di tes oleh para pakar dalam bidang pendidikan dan Unit 3 3 - 1 2
pembelajaran, Joyce dan Weil mengintrodusir sejumlah model pembelajaran. Setiap model pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari model pembelajaran yang lain. Berdasarkan karakteristik dari setiap model pembelajaran tersebut, Joyce dan Weil mengklasifikasi model-model pembelajaran kedalam empat rumpun model, yaitu : 1. Rumpun Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Models). Model-model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun ini bertolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Kelompok model ini menekankan pada peserta didik agar memilih kemampuan untuk memproses informasi sehingga peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang memiliki kemampuan dalam memproses informasi. Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat 7 model pembelajaran, yaitu :
a. Pencapaian Konsep (Concept Attainment)
b. Berpikir induktif (InductiveThinking)
c. Latihan Penelitian (Inquiry Training)
d. Pemandu Awal (Advance Organizer)
e. Memorisasi (Memorization)
f. Pengembangan Intelek (Developing Intelect)
g. Penelitian Ilmiah (Scientic Inquiry)

2. Rumpun Model Personal (Personal Models) Rumpun model personal bertolak dari pandangan kedirian atau “selfhood” dari individu. Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri sendiri dengan baik , sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Penggunaan model-model pembelajaran dalam rumpun personal ini lebih memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Dalam rumpun model personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu :
a. Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching)
b. Model Sinektik (Synectics Model)


c. Latihan Kesadaran (Awareness Training)
d. Pertemuan Kelas (Classroom Meeting)

3. Rumpun Model Interaksi Sosial (Social Models) Penggunaan rumpun model interaksi sosial ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa. Model pembelajaran rumpun interaksi sosial didasarkan pada dua asumsi pokok, yaitu (a) masalah-masalah sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-kesepakatan yang diperoleh di dalam dan dengan menggunakan proses-proses sosial, dan (b) proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus. Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu :
a. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
b. Bermain Peran (Role Playing)
c. Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential UInquiry)
d. Latihan Laboratoris (Laboratory Training)
e. Penelitian Ilmu Sosial

4. Rumpun Model Sistem Perilaku (Behavioral Systems) Rumpun model system perilaku mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki. Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan. Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu :
a. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
b. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
c. Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control)
d. Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training for Skill and Concept Development)
e. Latihan Assertif (Assertive Training.

Keempat rumpun model pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, menurut Jioyce dan Weil (1986) memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Sintaks (Syntax) yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase /tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila ia menggunakan model
pembelajaran tertentu. Misalnya model eduktif akan menggunakan sintak yang berbeda dengan model induktif 2. Prinsip Reaksi (Principles of Reaction) berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap model. 3. Sistem Sosial (The Social System adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran tertentu) 4. Sistem Pendukung (Support System) yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal. 5. Dampak Instruksional (Instructional Effect) dan Dampak Pengiring (Nurturant Effects). Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran, sementara dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan (iringan) yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran tertentu.
Glosarium
Dasar klasifikasi adalah kriteria (titik tolak) pengelompokan sesuatu Team teaching adalah mengajar tim yaitu mengajar yang dilakukan oleh tim guru Ekspositorik adalah strategi pembelajaran dimana semua pesan belajar yang akan disampaikan kepada siswa telah diolah tuntas oleh guru dalam bentuk barang jadi, sehingga siswa tidak berperan di dalamnya Heuristik adalah strategi pembelajaran dimana siswa siswa ikut berperan/terlibat langsung dalam mengolah pesan belajar Deduktif adalah strategi pembelajaran dimana proses pengolahan pesan berlangsung dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus Induktif adalah strategi pembelajaran dimana proses pengolahan pesan berlangsung dari hal-hal yang sifatnya khusus menuju ke hal-hal yang sifatnya umum Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengoganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran Strategi Pembelajaran 3-21
Daftar Pustaka
Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991/1992). Strategi pembelajaran, Jakarta : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998/1999).Strategi Belajar-mengajar, Jakarta : Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dirjen Dikti Depdikbud Gagne, Robert M (1984). The Condition of Learning, New York, Chicago, San Fransisco, Philadelphia, Montreaal, Toronto. : Holt-Rinnehart and Winston Joyce, Bruce & Marsha Weil (1986). Model of Teaching, New Yersey : Prentice Hall Inc. T. Raka Joni (19984).Strategi Belajar-Mengajar, Suatu tinjauanpengantar, Jakarta : P2LPTK Depdikbud

Senin, 12 April 2010

Aspartam

ASPARTAM --- Sejenis Pemanis Buatan yang dapat memicu kanker?

ASPARTAM --- Sejenis Pemanis Buatan yang dapat memicu kanker?
Aspartam adalah sejenis pemanis buatan yang dipakai oleh banyak produsen makanan/minuman yang sering kita jumpai di sekitar kita. Coba kita perhatikan dan baca komposisi pada kemasan makanan / minuman yang kita beli, dan kebanyakan adalah makanan / minuman untuk anak-anak, disana kita akan jumpai komposisi bahan yang bernama aspartam.
Nyaris 1 juta dolar AS uang riset digelontorkan, sementara lebih dari 1.900 ekor tikus dilibatkan. European Ramazzini Foundation on Oncology and Enviromental, lembaga riset terkemuka di Italia itu, ingin membuktikan, apakah betul aspartam sejenis pemanis buatan itu berbahaya bagi kesehatan. Ramazzini tidak keliru, bahkan, fakta yang mereka kantongi jauh lebih lebih mengerikan, ratusan tikus telah siap menunggu ajal. Aspartam, pemanis nonkalori yang memiliki tingkat kemanisan 200 kali gula itu, membikin tikus-tikus tadi langsung dihajar kanker mematikan.
Riset yang digelar pertengahan 2005 lalu itu membuat Uni Eropa kian yakin dengan keputusan mereka melarang penggunaan pemanis buatan pada produk makanan jajanan anak-anak, terutama. Jepang, Malaysia, Brunei, Vietnam, langsung mengekor langkah Uni Eropa. Mereka haramkan pula Siklamat, jenis pemanis buatan yang diduga dapat memicu kanker.
Bagaimana Indonesia? Alih-alih dilarang beredar, produk-produk makanan dan minuman yang mengandung aspartam sejak lama menjadi kawan akrab anak-anak SD. Mudah ditemui di warung-warung, bahkan dijajakan secara besar-besaran di supermarket.
Survei Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) sepanjang Juni hingga Juli di sejumlah titik di DKI Jakarta membuktikan hal itu. ”Dari 49 sampel yang kami ambil, lebih dari separuhnya mengandung pemanis buatan dalam konsentrasi tinggi,” kata Lies Permana Sari, anggota tim peneliti LKJ itu, kemarin (9/8), membeberkan temuan mereka yang telah dikonfirmasi laboratorium Sucofindo. Disebut berkonsentrasi tinggi, sebab produk ini memuat kadar gula berlipat-lipat. Selain mengandung gula murni, produk tadi juga ditambahi pemanis. Padahal Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) jelas-jelas mengatakan, pemanis buatan hanya digunakan pada pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula. Adapun sampel-sampel yang disisir LKJ meliputi produk jelly, permen, dan minuman. Ini produk jajanan anak-anak. ”Kami sengaja memilih jenis itu,” dia menambahkan. Ada 25 merek jelly, 16 merek minuman serbuk, dan delapan merek permen. Kelebihan zat pemanis ditemukan bukan hanya pada merek-merek tak terkenal, tetapi juga brand-brand yang sering nongol di layar televisi. Bukan cuma mengandung konsentrasi pemanis tinggi, produk itu juga seperti berupaya menyembunyikan sesuatu. Beberapa produk, seperti Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White, Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Vidoran Freshdrink, Naturade Gold, dan Mariteh Instant, tidak mencantumkan batas maksimum penggunaan pemanis buatan Aspartam. Ini, menurut Lies, menyangkut perkara cukup penting. Riset European Ramazzini Foundation tahun silam membuktikan bahwa pemanis buatan Aspartam berisiko memicu kanker dan leukimia pada tikus percobaan bahkan pada dosis pemberian Aspartam hanya 20mg/kg BB. ”Secara anatomis tikus mirip dengan manusia. Apa yang terjadi tikus amat mungkin terjadi pula pada manusia,” kata dr Nurhasan, anggota tim riset LKJ. Karena itu pencantuman komposisi pemanis pada produk amat penting, sebab ada acceptable daily intake (ADI) atau batas jumlah pemanis yang boleh dikonsumsi seseorang sepanjang hidup.
Bahkan, kata dia, jauh-jauh hari riset BPOM pada November-Desember 2002 sudah menunjukkan bahwa konsumsi Siklamat sudah mencapai 240 persen ADI, sementara Sakarin pemanis buatan pemicu kanker kemih sebanyak 12,2 persen nilai ADI. Tak pelak, kata Lies, anak-anak merupakan konsumen yang paling rentan terhadap dampak negatif dari pemanis buatan. ”Otak mereka masih berkembang,” terang dia. Beragam riset menunjukkan bahwa pemanis buatan, terutama Aspartam, berpotensi memicu keterbelakangan mental akibat penumpukan Fenilalanin menjadi Tirosin pada jaringan syaraf.